RHOMA IRAMA
Nama
asli
|
Raden
Oma Irama
|
Nama
entertain
|
RHOMA IRAMA
|
Lahir
di
|
Tasikmalaya, Indonesia
|
Tanggal
lahir
|
11 Desember 1946
|
Zodiac
|
Sagittarius
|
Terkenal
sejak
|
merilis lagu ‘Begadang’ tahun 1973
|
Profesi
|
Penyanyi
Actor
|
Genre
Musik
|
Dangdut
|
Instrument
|
Vocal
Gitar
|
Label
rekaman
|
Sonata Record
Falcom Music
Blackboard
MSC Record
|
Agama
|
Islam
|
Anak
ke
|
2 dari 14 bersaudara
|
Kewarganegaraan
|
Indonesia
|
Kota
sekarang
|
Jakarta, Indonesia
|
Nama
ayah
|
Raden Irama Burdah Anggawirya
|
Nama
ibu
|
R.H. Tuti Juariah
|
Riwayat
pendidikan
|
SDN Kibono Manggarai, Jakarta
SMP Pondok 1, Jakarta
SMA Saint Joseph, Solo
Universitas 17 Agustus, Jakarta
|
Hubungan
|
Benny Muharram (kakak)
Deddy Irama (adik)
Herry Irama (Adik)
|
Pasangan
|
Veronica (menikah 1972 – cerai 1985)
Ricca Rahim (menikah 1984-sekarang)
Marwah Ali
Angel Lelga (menikah 06
Maret 2003 – cerai 06 Maret 2003)
Gita Andini Saputri
|
Anak
|
Ridho Rhoma (penyanyi, lahir 14
Januari 1989)
Nazila
Debbie Veramasari/Debby Irama
Fikri Zulfikar/Vicky Irama
Romy Syahrial/Romy Irama
Adam Givari (dalang, lahir 13
September 1999)
|
Situs
resmi
|
|
Angota
|
Soneta
|
Selamat malam buat kalian pembaca post
ku.. pos ke – 146 dan ke – 1 di hari Senin,
06 Maret 2017. Tetap
dengan semangat yang sama, semoga post ini bermanfaat untuk kalian. Entah
sekedar kepo atau benar - benar membutuhkan informasi dari Profil dan Biodata RHOMA IRAMA. Mohon diralat apabila
terdapat kesalahan dalam informasi yang ada dalam konten ini.
Ok next…
RHOMA IRAMA adalah penyanyi dangdut
legendaris tanah air sekaligus penyandang Raja Dangdut yang sudah tak diragukan
lagi ketenaran akan karya-karyanya.
RHOMA
IRAMA merupakan
keturunan ningrat dengan 14 bersaudara, delapan laki-laki dan enam perempuan
yang terdiri dari delapan saudara kandung, empat saudara seibu dan dua saudara
bawaan ayah tirinya. Ayah RHOMA IRAMA merupakan
seorang komandan gerilyawan Garuda Putih, memberi nama Irama karena
kekagumannya pada grup sandiwara Irama Baru yang berasal dari Jakarta yang
pernah diundang Raden Burdah Anggawirya untuk menghibur pasukannya di
Tasikmalaya. Sebelum pindah ke Tasikmalaya, sebelumnya keluarga tersebut
tinggal di Jakarta dan dikota tersebut kakak RHOMA IRAMA, Haji Benny Muharam dilahirkan. Setelah beberapa tahun
tinggal di Tasikmalaya, RHOMA IRAMA dan
kakak Haji Benny Muharam beserta adik-adiknya Handi dan Ance hijrah ke Jakarta
dan tinggal di Jalan Cicarawa Bukit Duri lalu pindah ke Bukit Duri Tanjakan.
Disinilah mereka menghabiskan masa merajanya hingga tahun 1971 setelah akhirnya
pindah ke Tebet.
Bakat seni yang dimiliki RHOMA IRAMA sudah Nampak sejak kecil,
ketika RHOMA IRAMA kecil menangis
akan terdiam saat sang ibu Tuti Juariah menyanyiakan lagu-lagu. Saat menginjak
kelas 2 SD RHOMA IRAMA kecil sudah
bias membawakan lagu-lagu barat dan india dengan fasih. Lagu yang sering
dinyanyikan RHOMA IRAMA kecil adalah
No Other Love yang merupakan lagu favorit sang ibunda, dan lagu Mera Bilye
Buchariajaya yang dipopulerkan oleh Lata Maagiskar. Tak terbatas disitu, RHOMA IRAMA kecil juga menyukai
lagi-lagu timur tengah.
Rupanyan bakat yang dimiliki RHOMA IRAMA merupakan turunan sang ayah
yang fasih memainkan seruling dan merdu saat menembangkan lagu-lagu Cianjuran
yang merupakan kesenian khas Sunda. RHOMA
IRAMA banyak belajar lagu-lagu Jepang melalui pamannya Arifin Ganda. Hingga
pada akhir tahun 1960 beralih menekuni music Melayu.
Usia RHOMA IRAMA yang tak terpaut jauh dengan kakaknya Haji Benny
membuat keduanya selalu kompak saat pergi bersama. Namun bedanya sang sering
malas ketika belajar mengaji disurau, sedangkan RHOMA IRAMA sangat rajin menghadiri acara pengajian. Setiap kali
sang ibu bertanaya apakah sang kakak ikut mengaji maka RHOMA IRAMA akan selalu menjawab iya. Tak hanya kompak dalam hal
itu, RHOMA IRAMA dan Haji Benny berboncengan
sepeda saat akan berangkat dan pulang sekolah di SD Kibono.
Saat di SD RHOMA IRAMA paling bersemangat ketika disuruh menyanyi didepan.
Uniknya RHOMA IRAMA bernyanyi dengan
lantang hingga terdengar sampai kalas-kelas lainnya, berbeda dengan anak
seusinya kala itu yang suka malu-malu saat diminta tampil di depan. Animo
teman-teman RHOMA IRAMA kala itu
sangat besar karena lagu yang dibawakan bukan lagu anak-anak pada umumnya,
melainnya menyanyikan lagu-lagu India.
Bakat RHOMA IRAMA sebagai penyanyi mendapat sorotan Bing Slamet yang
merupakan penyanyi senior kala melihat RHOMA
IRAMA menyanyikan lagu barat dalam acara pesta di sekolahnya. Saat RHOMA IRAMA masih duduk dibangku kelas
4, Bing Slamet membawa RHOMA IRAMA tampil
dalam sebuah show di Gedung SBKA yang merupakan singkatan dari Serikat Buruh
Kereta Api yang terletak di Manggarai. Hal tersebut merupakan pengalaman
membanggakan bagi RHOMA IRAMA,
sehingga dari situ ia berpikir untuk menjadi penyanyi, dan mulai tak
terpisahkan dengan music. RHOMA IRAMA belajar
music secara mandiri hingga mahir bermain gitar. Karena kecintaannya dengan
gitar membuat sang ibu sering murka karena setiap pulang sekolah yang pertama RHOMA IRAMA cari adalah gitar, begitu
juga setiap keluar rumah hampir selalu membawa gitar.
Perkembangan RHOMA IRAMA untuk mendalami music menjadikannya sedikit bimbang,
meski sang ayah dan ibu merupakan keturunan ningrat sekaligus penikmat music
mereka tetap menganggap music bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan terlebih
dijadikan sebuah profesi. Sang ibu juga beranggapan bahwa music dapat
menghambat sekolah RHOMA IRAMA dan
saudar-saudaranya. Kenyataan yang ada membuat RHOMA IRAMA mengembangkan bakat bermusiknya diluar rumah karena
kurangnya dukungan dari dalam keluarga.
Tahun 1958 tepatnya saat RHOMA IRAMA duduk dibangku kelas 5 SD,
sang ayah meninggal dunia dan meninggalkan delapan anak, yaitu Benny, RHOMA IRAMA, Handi, Ance, Dedi, Eni,
Herry, dan Yayang. Ketika Benny sang kakak duduk dikelas 1 SMP, sang ibu
menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya, yang masih
mempunyai hubungan keluarga dan juga turunan ningrat. Ayah RHOMA IRAMA membawa 2 orang anak sekaligus istri terdahulunya dan
setelah menikah dengan ibu RHOMA IRAMA,
sang ibu melahirkan 2 anak lagi.
Sewaktu sang ayah masih hidup, suasana
dalam rumah terasa feudal. Sehari-hari ayah dan ibu RHOMA IRAMA berbicara dalam bahasa Belanda. Segalanya harus teratur
dan menggunakan tata karma. Para pembantu ahrus memanggil anak-anak dengan
sebutan Den (kata lain dari Raden). Anak-anak harus tidur siang dan makan
bersama-sama. Sang ayah juga tak segan menghukum mereka dengan kekerasan fisik
jika dianggap melakukan kesalahan, semisal bermain hujan atau membolos sekolah.
Keadaan keluarga RHOMA IRAMA di
Tebet kala itu terbilang cukup kaya bila dibandingkan dengan masyarakat
sekitar. Rumah RHOMA IRAMA mentereng
dan memiliki beberapa mobil seperti Impala yang merupakan mobil mewah kala itu.
RHOMA IRAMA juga selalu berpakaian
bagus dan mahal. Namun suasana feudal ini tak lagi terasa setelah ayah tiri RHOMA IRAMA hadir ditengah-tengah
keluarga mereka. Bahkan dari ayah tirinya inilah disamping sang paman RHOMA IRAMA mendapat angina segar untuk
menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tiri RHOMA IRAMA membelikan alat-alat music akustik diantaranya gitar,
bongo dan lain sebagainya.
Tak hanya dunia music yang menghiasi
masa kecil RHOMA IRAMA, adu jotos
pun sangat digemarinya. Lingkungan pergaulan kala itu tergolong keras.
Anak-anak masa itu cendrung mengelompok membentuk sebuah geng dan geng satu
dengan geng lainnya saling bermusuhan dan saling bersaing. Di Bukitduri tempat tinggal RHOMA IRAMA hampir setiap kampong
terdapat geng yang terdiri dari anak muda. Du Bukitduri ada BBC (Bukitduri Boys
Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys dan sebagainya. Dari Bukitduri
Puteran hingga Manggarai banyak anak muda yang bergabung dengan Geng Cobra.
Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan hampir selalu terjadi setiap
kali mereka bertemu. RHOMA IRAMA hampir
selalu dijadikan pemimpin oleh teman-temannya. Tentunya bila geng RHOMA IRAMA bentrok dengan geng lain RHOMA IRAMA yang diharapkan tampil
paling depan untuk berkelahi. Meski pernah menang, tak jarang RHOMA IRAMA juga babak belur, bahkan
pernah luka cukup parah lantaron dikeroyok 15 anak di daerah Megaria.
Saat memasuki sekolah RHOMA IRAMA tempat – tempat berlatih
silat mulai popular. RHOMA IRAMA ilmu
bela diri ini tidaklah asing karena sejak kecil RHOMA IRAMA telah mendapat latihan dari sang ayah dan beberapa guru
silat lainnya. RHOMA IRAMA tercatat
juga pernah mempelajari silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) pada
Pak Rohimin di Kebun Jeruk Jakarta Barat. RHOMA
IRAMA juga pernah belajar silat Sigundel di jalan Talang. Bila terjadi
perkelahian antar geng para anggota geng saling menjajal kemampuan silat yang
telah dipelajari. Karena kenakalannya, beberapa kali RHOMA IRAMA tidak naik kelas, karena malu maka RHOMA IRAMA sering pindah sekolah. Kelas 3 SMP dijalani RHOMA
IRAMA di Medan. Kal itu RHOMA IRAMA dititipkan
dirumah pamannya. Selang beberapa saat RHOMA
IRAMA pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta. Kenakalan RHOMA IRAMA berlanjut hingga SMA. RHOMA IRAMA bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta. RHOMA IRAMA pernah kabur dari kelas
lewat jendela karena ingin bermain music dengan teman-temannyayang telah
menunggu diluar terlebih dahulu. Kegemaran pada music dan adu jotos diluar dan
dalam sekolah membuatnya juga sering berpindah-pindah sekolah SMA. Selain di
SMA VIII Jakarta, RHOMA IRAMA juga
tercatat menjadi siswa di SMA PSKD Jakarta, St. Joseph di Solo, dan akhirnya
menetap di SMA 17 Agustus Tebet Jakarta yang tak jauh dari rumah.
Di Masa SMA RHOMA IRAMA sempat melewati masa cukup pahit. RHOMA IRAMA terpaksa menjadi pengamen di jalanan Kota Solo. Di Solo
RHOMA IRAMA ditampung di rumah
seorang pengamen bernama Mas Gito. Sebenarnya sebelum akhinya di Solo, RHOMA IRAMA berniat belajar agama di
Pesantren Tebuireng Jombang. Namun karena tak membeli karcis, RHOMA IRAMA, Benny kakaknya dan 3 orang
teman RHOMA IRAMA, Daeng, Umar dan
Haris harus main petak umpet dengan kondektur selama dalam perjalanan. Karena
gelisah takut ketahuan kemudian ditunkan ditempat sepi mereka akhirnya memilih
turun di Stasiun Tugu Jogja. Dari Jogja mereka
naik kereta menuju Solo. Di Solo RHOMA
IRAMA melanjutkan sekolah di SMA St. Joseph dengan biaya sekolah yang
diperoleh dari hasil mengamen dan menjual beberapa potong pakaian yang
dibawanya dari Jakarta, sayangnya di Solo sekolah RHOMA IRAMA tak lulus, RHOMA
IRAMA harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus
sampai akhirnya lulus di tahun 1964. Lalu RHOMA
IRAMA melanjutkan pendidikan di Fakultas Sosial Politik Universitas 17
Agustus, namun selang 1 tahun RHOMA IRAMA memutuskan untuk berhenti
kuliah karena ketertarikannya tehadap dunia music terlampau besar.
Tahun 1970-an nama RHOMA IRAMA RHOMA IRAMA sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama
setelah jatuh bangun dalam mendirikan grup band. Mulai dari band Gayhand tahun
1963 dan tak lama RHOMA IRAMA pindah
masuk Orkes Chandra Leka sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta
yang berdiri sejak 13 Oktober 1973. Bersama grup Soneta yang dipimpin RHOMA IRAMA tercatat telah memperoleh
11 Golden Record dari kaset-kasetnya. Berdasarkan data penjualan kaset serta
jumlah penonton film-film yang dibintangi, penggemar RHOMA IRAMA tidak kurang
dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. RHOMA IRAMA sendiri bilang ‘Saya takut
publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh’.
RHOMA
IRAMA juga sukses
dalam dunia perfilman setidknya secara komersial. Data PT. Perfin menyebutkan,
hampir semua film Rhoma Irama selalu laku. Bahkan sebelum film selesai di
proses oramg telah membelinya.
Tahun 1972 RHOMA IRAMA menikah dengan ‘Veronika’ yang merupakan seorang wanita
nasrani dan menjadi islam setelah dinikahi RHOMA
IRAMA. Pernikahannya dengan
Veronika memberinya 3 anak yaitu Debby Verama Sari, Fikri Rhima Irama, dan
Romy. Sayangnya di bulan Mei tahun 1985 RHOMA
IRAMA bercerai dengan ‘Veronica’ setelah setahun sebelumnya menikah dengan
‘Ricca Hachim’ yang merupakan partner RHOMA
IRAMA dalam beberapa film seperti Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia,
Camellia, Cinta Segitiga, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. ‘Ricca
Hachim’ juga merupakan nasrani dan menjadi mualaf setelah dinikahi RHOMA IRAMA. Hingga saat ini ‘Ricca
Hachim’ tetap mendapingi RHOMA IRAMA sebagai
istri. RHOMA IRAMA mempunyai anak
kandung dari wanita bernama ‘Marwah Ali’ yaitu ‘Ridho’ atau yang lebih dikenal
dengan nama ‘Ridho Rhoma’. Tahun 2005 tepatnya ditanggal 2 Agustus RHOMA IRAMA mengumumkan telah menikahi
aktris sinetron ‘Angel Lelga’ secara siri pada 6 Maret 2003, namun dihari itu
juga ia menceraikannya.
Kesuksesan RHOMA IRAMA dalam dunia film dan music membuat RHOMA IRAMA semapat mendirikan perusahan film Rhoma Irama Film
Production yang berhasil memproduksi film diantaranya, Perjuangan dan Doa
ditahun 1980 dan Cinta Kembar tahun 1984.
RHOMA
IRAMA terhidung
sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Tak
hanya tampil dalam negeri namun RHOMA
IRAMA juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan
jumlah penonton yang hampir sama ketika RHOMA
IRAMA tampil di Indonesia. Sering dalam konser RHOMA IRAMA penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang
menyebut music RHOMA IRAMA adalah
music dangdut, sementara RHOMA IRAMA sendiri
lebih suka menyebut irama Melayu.
Saat ini RHOMA IRAMA yang akrab dipanggil Pak Haji banyak mengisi waktunya
dengan dengan berdakwah, baik lewat music maupun melalui ceramah-ceramah di
televise hingga kepenjuru Nusantara. Dengan semangat dan gaya khas yang
dimiliki RHOMA IRAMA menjadikan
Soneta sebagai Sound of Moslem yang terus giat meluaskan syiar agama.
RHOMA
IRAMA juga
berkecimpung di dunia politik. Dimulai pada Orde Baru dengan menjadi mascot
penting PPP setelah dimusihi oleh pemerintah Orde Baru karena menolak bergabung
dengan Golkar. RHOMA IRAMA memutuskan
vakum dalam dunia politik beberapa waktu sebelum akhirnya terpilih sebagai
anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan aktris pada
tabun 1993. Ditahun 2004 RHOMA IRAMA muncul
dalam panggung kampanye PKS.
Tahun 2003 RHOMA IRAMA menjadi sorotan karena mengkritik ‘Inul Daratista’ yang
merupakan penyanyi dangdut pendatang baru yang sedang naik daun karena
mengandalkan tarian yang dianggap mesum. RHOMA
IRAMA dengan mengatas namakan organisasi PAMMI (Persatuan Artis Musik
Melayu Indonesia) menentang peredaran Album ‘Inul Daratista’ yang dirilis
Blackboard di akhir Mei 2003. Pada saat itu RHOMA IRAMA dikecam sebagai seorang yang munafik oleh para
simpatisan ‘Inul Daratista’. Di tahun yang sama RHOMA IRAMA juga menyajikan kontroversi penggerebekannya dengan
aktris ‘Angel Lelga’, RHOMA IRAMA dan
‘Angel Lelga’ tertangkap basah tengah berduaan di apartemen milik ‘Angel Lelga’
sekitar jam 11 sampai jam 4 dini hari. Penggerbekan ini banyak ditayangkan
berbagai invotainment sekaligus menjadi awal turunnya pamor sang raja dangdut.
Kejadian penggerebekan tersebut disanggah RHOMA
IRAMA dengan dalih bahwa hanya memberi nasihat dan petuah agar ‘Angel
Lelga’ menghindari jurang kenistaan. Selang beberapa waktu RHOMA IRAMA mengakui bahwa sebenarnya telah menikah dengan ‘Angel
Lelga’. Pada saat RHOMA IRAMA digerebek
oleh wartawan bersama ‘Angel Lelga’ diapatement sebenarnya keduanya telah
menikah secara siri. Otak dibalik penggerebekan tersebut adalah ‘Yati Octavia’
dan suaminya ‘Pangky Suwito’ yang juga tinggal di Apartemen Semanggi dan turut
hadir bersama wartawan saat penggerebekan.
Tahun 2005 RHOMA IRAMA memperoleh gelar ‘doktor honoris causa’ dari American
University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan
banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak memiliki murid sama sekali
di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non
Amerika Serikat di luar negeri. Disisi lain, universitas ini tidak diakreditasi
oleh pemerintah bagian Hawaii. Ditahun yang sama tepatnya dibulan November
melalui tayangan ‘Kabar-kabari’ memberitakan RHOMA IRAMA yang mengatakan ‘GIGI’ adalah sebuah grup band yang
tidak kreatif dan band frustasi. Komentar tersebut berhubungan dengan
kesuksesan album rohani ‘Raihlah Kemenangan’ yang dirilis ‘GIGI’. Menurut
pendapat RHOMA IRAMA, album yang
sepenuhnya berisi lagu aransemen ulang tersebut mengesankan grup band GIGI
sebagai band yang frustasi dan tidak kreatif. Berita tersebut kemudian ditepis
oleh RHOMA IRAMA. Sebenarnya berita
tersebut telah diralat, setelah RHOMA
IRAMA mengirimkan protes ke meja redaksi RCTI dan manajemen acara
invotainment KABAR-KABARI. Berita tersebut beredar karena kesalahan narator
dalam menanggapi berita tentang pernyataan RHOMA
IRAMA. Dan RHOMA IRAMA dengan
‘GIGI’ tidak ada masalah dan santai-santai saja.
Tahun 2006 di bulan Januari RHOMA IRAMA kembali mengeluarkan
pernyataan dihadapan anggota DPR menentang aksi pangguang ‘Inul Daratista’,
dalam dengar pendapat pembahasan RUU Antipornografi antara anggota DPR dan
kalangan Artis.
Tahun 2007
tepatnya pada tanggal 11 Desember RHOMA IRAMA merayakan ulang tahunnya yang ke 61 untuk pertama
kalinya sejak lahir, disertai peluncuran website pribadi RHOMA IRAMA yaitu rajadangdut.com.
Tahun 2012 di
bulan Juli RHOMA IRAMA dalam sebuah ceramah disalah satu masjid di Jakarta
mendapat kecaman atas eramahang mengandung isu SARA yang berkaitan dengan
Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 yang hangat dibicarakan kala itu. Panitia
Pengawas Pemilu memeriksa RHOMA IRAMA atas
pernyataan kontroversi yang menuai kecaman di media massa dan internet hingga
akhirnya dinyatakan tidak bersalah. Ditahun yang sama pada akhir tahun kembali RHOMA IRAMA memberiakan pernyataan yang
mengejutkan public bahwa siap maju sebagai calon presiden 2014. Dalam sebuah
wawancara dengan ‘Najwa Shihab’ mengaku bahwa mendapat banyak dukungan dari
berbagai ulama dan juga anak-anak bangsa, khususnya umat islam. Walaupun
beberapa parpol sempat melirik RHOMA
IRAMA sebagai calon presiden sayangnya berbagai kecaman terus bermunculan
di berbagai media internet akibat pandangan politik yang menyinggung SARA.
Diskografi RHOMA IRAMA
1. Djangan Kau
Marah (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama The
Galaxies Band)
2. Djangan Dekati
Aku (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal Combo
Band)
3. Di Rumah Sadja
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal Combo
Band)
4. Sip-Sipan Bedue
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal Combo
Band)
5. Biarkan Aku
Pergi (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Pop, bersama Zaenal
Combo Band)
6. Pelita Hidup
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu
Candraleka (Dbp. Umar Alattas))
7. Ke Binaria
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama
(Dbp. Awab Abdullah))
8. Orkes Melayu
Purnama (sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes
Melayu Purnama (Dbp. Awab Abdullah))
9. Melody Cintaku
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama
(Dbp. Awab Abdullah))
10. Usah Diganggu
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama
(Dbp. Awab Abdullah))
11. Malam Cemerlang
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama
(Dbp. Awab Abdullah))
12. Aku Saudaramu
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama
(Dbp. Awab Abdullah))
13. Ke Pasar Minggu
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama
(Dbp. Awab Abdullah))
14. Malam Gembira
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Purnama
(Dbp. Awab Abdullah))
15. Bertamu (sebelum
bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Sagita
(Dbp. Benny Muharram))
16. Di Dalam Bemo
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu Pancaran
Muda (Dbp. Zakaria))
17. Indandip
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu El
Sitara)
18. Tukang Ramal
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu El
Sitara)
19. Anak Pertama
(sebelum bergabung dengan Soneta, merupakan Album Melayu, bersama Orkes Melayu El
Sitara)
20. Ratu & Radja
(bersama Orkes Melayu Soneta)
21. Pemburu (bersama
Orkes Melayu Soneta)
22. Risalah Penyanyi (bersama Orkes Melayu Soneta)
23. Dangdut (bersama
Orkes Melayu Soneta)
24. Surat Terakhir (bersama
Orkes Melayu Soneta)
25. Ke Monas (bersama
Orkes Melayu Soneta)
26. Berbulan Madu (bersama
Orkes Melayu Soneta)
27. Gelandangan (bersama
Orkes Melayu Soneta)
28. Joget (bersama
Orkes Melayu Soneta)
29. Janda Kembang (bersama
Orkes Melayu Soneta)
30. Berpacaran (bersama
Orkes Melayu Soneta)
31. Tiada Lagi (bersama
Orkes Melayu Soneta)
32. Oma Irama
Penasaran (Movie Soundtrack Albums)
33. Gitar Tua Oma
Irama (Movie Soundtrack Albums)
34. Darah Muda (Movie
Soundtrack Albums)
35. Begadang (Movie
Soundtrack Albums)
36. Berkelana I (Movie
Soundtrack Albums)
37. Berkelana II (Movie
Soundtrack Albums)
38. Raja Dangdut (Movie
Soundtrack Albums)
39. Camelia (Movie
Soundtrack Albums)
40. Cinta Segitiga (Movie Soundtrack Albums)
41. Perjuangan dan
Doa (Movie Soundtrack Albums)
42. Melodi Cinta (Movie
Soundtrack Albums)
43. Badai di Awal
Bahagia (Movie Soundtrack Albums)
44. Sebuah
Pengorbanan (Movie Soundtrack Albums)
45. Cinta Kembar (Movie
Soundtrack Albums)
46. Pengabdian (Movie
Soundtrack Albums)
47. Satria Bergitar (Movie
Soundtrack Albums)
48. Kemilau Cinta di
Langit Jingga (Movie Soundtrack Albums)
49. Menggapai
Matahari I (Movie Soundtrack Albums)
50. Menggapai
Matahari II (Movie Soundtrack Albums)
51. Nada-Nada Rindu (Movie
Soundtrack Albums)
52. Bunga Desa (Movie
Soundtrack Albums)
53. Jaka Swara (Movie
Soundtrack Albums)
54. Nada dan Dakwah (Movie
Soundtrack Albums)
55. Tabir Biru (Movie
Soundtrack Albums)
56. Dawai 2 Asmara (Movie
Soundtrack Albums)
57. Sajadah Ka'bah (Movie
Soundtrack Albums)
58. 1973 : Soneta
Volume 1 – Begadang (album Soneta Volume Series)
59. 1974 : Soneta
Volume 2 – Penasaran (album Soneta Volume Series)
60. 1975 : Soneta
Volume 3 – Rupiah (album Soneta Volume Series)
61. 1975 : Soneta
Volume 4 – Darah Muda (album Soneta Volume Series)
62. 1976 : Soneta
Volume 5 – Musik (album Soneta Volume Series)
63. 1977 : Soneta
Volume 6 – 135.000.000 (album Soneta Volume Series)
64. 1977 : Soneta
Volume 7 – Santai (album Soneta Volume Series)
65. 1978 : Soneta
Volume 8 – Hak Azazi (album Soneta Volume Series)
66. 1978 : Soneta
Volume 9 – Begadang 2 (album Soneta Volume Series)
67. 1979 : Soneta
Volume 10 – Sahabat (album Soneta Volume Series)
68. 1980 : Soneta
Volume 11 – Indonesia (album Soneta Volume Series)
69. 1981 : Soneta
Volume 12 – Renungan Dalam Nada (album Soneta Volume Series)
70. 1982 : Pemilu
(Album Solo)
71. 1983 : Album
Konser Soneta 1 (Album Solo)
72. 1983 : Soneta
Volume 13 – Emansipasi Wanita (album Soneta Volume Series)
73. 1984 : Takbir
Lebaran (Album Solo)
74. 1986 :
Persaingan (Album Solo)
75. 1988 : Haji
(Album Solo)
76. 1989 : Modern
(Album Solo)
77. 1989 : Soneta
Volume 14 – Judi (album Soneta Volume Series)
78. 1989 : Soneta
Volume 15 – Gali Lobang Tutup Lobang (album Soneta Volume Series)
79. 1990 : Haram
(Album Solo)
80. 1991 : Purnama
(Album Solo)
81. 1993 :
Kehilangan Tongkat (Album Solo)
82. 1994 : Rana Duka
(Album Solo)
83. 1994 : Sifana
(Album Solo)
84. 1994 : Soneta
Volume 16 – Bujangan (album Soneta Volume Series)
85. 1995 : Stress
(Album Solo)
86. 1995 : Seni
(Album Solo)
87. 1995 : Baca
(Album Solo)
88. 1995 : Gulali
(Album Solo)
89. 1996 : Viva
Dangdut (Album Solo)
90. 1997 :
Mirasantika (Album Solo)
91. 1997 : Puja
(Album Solo)
92. 1998 : Reformasi
(Album Solo)
93. 1999 : Shalawat
Nabi (Album Solo)
94. 2000 : The Rough
Guide to the Music of Indonesia (Album Solo)
95. 2000 : Euforia
(Album Solo)
96. 2001 : Syahdu
(Album Solo)
97. 2003 : Asmara
(Album Solo)
98. 2008 : Jana Jana
(Album Solo)
99. 2010 : Azza
(Album Solo)
100.
2011 : Ukhuwah (Album Solo)
101.
2014 : Kurang Garam (Album Solo)
Filmografi RHOMA IRAMA
1. 1975 : Krisis X
2. 1976 : Oma Irama
Penasaran
3. 1977 : Gitar Tua
Oma Irama
4. 1977 : Darah
Muda
5. 1978 : Rhoma
Irama Berkelana I (bersama 'Ade Irawan')
7. 1978 : Begadang
8. 1978 : Raja Dangdut
9. 1979 : Cinta
Segitiga
10. 1979 : Camelia
11. 1980 :
Perjuangan dan Doa
12. 1980 : Melodi
Cinta Rhoma Irama
13. 1981 : Badai di
Awal Bahagia
14. 1982 : Sebuah
Pengorbanan
15. 1983 : Terjebak
Dalam Dosa
16. 1984 : Satria
Bergitar
17. 1984 : Cinta
Kembar
18. 1985 :
Pengabdian
19. 1985 : Kemilau
Cinta di Langit Jingga
20. 1986 : Menggapai
Matahari
21. 1986 : Menggapai
Matahari II
22. 1987 : Nada-Nada
Rindu
23. 1988 : Bunga
Desa
24. 1990 : Jaka
Swara
25. 1991 : Nada dan
Dakwah
26. 1993 : Tabir
Biru
27. 2010 : Dawai 2
Asmara
28. 2011 : Sajadah
Ka’bah
29. 2014 : Sajadah
Ka’bah 2
Serial Televisi RHOMA IRAMA
1. 1994 :
Saputangan Dari Bandung Selatan
2. 2002 : Ibnu
Sabil
3. 2006 : Kampung
Dangdut
Penghargaan RHOMA IRAMA
1. 1971 : juara 1
lomba menyanyi tingkat ASEAN di Singapura
2. 1985 : RHOMA IRAMA sebagai Raja Musik Asia
Tenggara versi majalah Asia Week edisi XVI, setelah memuat liputan pertunjukan
Soneta Group di Kuala Lumpur
3. 1992 : RHOMA IRAMA mendapat pengakuan oleh
dunia music Amerika, ketika majalah Entertainment edisi Februari tahun tersebut
mencantumkan sebagai The Indonesian Rocker
4. 1994 : akhir
April RHOMA IRAMA menandatangani
Memorandum of Understanding (MoU) dengan Mr. Tanaka dari Life Record Jepang di
Tokyo. Sebanyak 200 buah judul lagunya akan direkam ke dalam bahasa Inggris dan
Jepang, untuk diedarkan di pasar Internasional. Rencananya lagu-lagu tersebut
akan dibuat dalam bentuk lasek disk (LD) dan compack disk (CD)
5. 2000 : TPI
Awards Pengaransemen Musik Terbaik lagu Euforia
6. 2002 : Anugrah
Musik Indonesia RCTI Special Legend of Music
7. 2007 : 16
November RHOMA IRAMA menerima penghargaan
sebagai ‘The South East Asia Superstar Legend’ di Singapura
8. 2007 : 23
Desember RHOMA IRAMA menerima
Lifetime Achievement Awards pada penyelnggaraan perdana Anugerah Musik
Indonesia (AMI) Dangdut Awards
9. 2008 :
berdasarkan hasil survey dari Reform Institute menempatkan RHOMA IRAMA diatas penyanyi maupun grup-grup band saat ini seperti
‘Ungu’, ‘Peterpan’ (sekarang ‘Noah’), ‘Iwan Fals’, maupun ‘Dewa 19’.
10. 2011 : Lifetime
Achievement Awards, SCTV
11. 2014 : Lifetime
Achievement Awards, MNCTV Dangdut Awards
12. 2014 : Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dan HAM
13. Mendapat
penghargaan dari Museum Dunia Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori Raja dan
Ratu Dangdut Indonesia bersama ‘Elvie Sukaesih’
14. Album Begadang
masuk kedalam 150 Album terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stones. Pada edisi lain, majalah
Rolling Stones Indonesia kembali memasukkan RHOMA IRAMA kedalam 25 artis Indonesia terbesar sepanjang masa
bersama Adi Bing Slamet, Ismail Marzuki, Koes Plus, Bimbo, dll. RHOMA IRAMA adalah satu-satunya artis
dangdut
15. RHOMA IRAMA telah menciptakan 500 lebih
lagu Dangdut, sekaligus meraih predikat pencipta lagu Dangdut terlaris
16. Mendapat gelar
Professor Honoris Causa dalam bidang music yang diterimanya dari dua
universitas berbeda yaitu Northem California Global University dan dari
American University of Hawaii (keduanya dari Amerika)
17. Nama RHOMA IRAMA diabadikan sebagai nama
piala untuk 6 kategori permainan instrument music Dangdut
18. The South East
Asia Superstar Legend di Singapura
Bagikan
BIODATA DAN BIOGRAFI RHOMA IRAMA
4/
5
Oleh
Restu WInda Sari